BENTUK-BENTUK PELAYANAN DIAKONIA
Ø Diakonia
berasal dari bahasa yunani yaitu, Diakonei,yang berarti melayani. Umumnya
diartikan sebagai melayani meja makan (seperti pelayanan. Sitahu bagod” bagi
raja-raja simalungun dahulukala, yang selalu sedia tatkala raja santap).
Ø Dalam
perjanjian baru kata ini dipakai sebayak seratus kali dalam berbagai bentuk.
Umumnya diartikan sebagai pelayanan kristu atau pelayanan jemaat (kolose 1:7).
Namun makna yang paling penting ialah pelayanan kristus bagi umatnya (Markus
10: 45) dengan memberikan nyawahNya. Karna itu semua pelayanan jemaat pada
mulanya disebut sebagai diakonos.
Ø
Tetapi kemudian hari dari
istilah timbul kata Diaken. Yang dipakai oleh gereja sebagai sebutan kepada
sekelompok pelayan yang bertugas melayani jemaat diluar hal-hal yang berkaitan
dengan liturgi(kebaktian). Mereka memperhatikan kehidupan orang-orang yang
berada dalam kesusahan terutama pada janda dan yatim piatu. Justru oleh karena
pelayanan para Diaken ini terdapat orang-orang yang susah nampak keindahan
persekutuan jemaat mula-mula. Dan inijugalah yang menarik perhatian orang lain
untuk menjadi pengikut kristus (Kisah Rasul 6:1-7).
Ø Dari
sana nampak jelas bahwa pemberitaan firman itu tidak terpisahkan dari pelayanan
(Diakonia) dan juga persekutuan jemaat (Koinonia). Dalam perkembangan masa
kini, pemahaman tentang makna diakonia telah semakin berkembang.
a.diakonia bukan lagi hanya tugas para diaken, melainkan
tugas seluruh warga jemaat karena diakonia adalah tugas gereja secara
menyeluruh selaku tubuh Kristu.
b.diakonia bukan hanya ditujukan kepada sesama anggota jemaat
tetapi juga kepada umat kepercayaan lain, bahkan sampai seluruh ciptaan Nya
(Mark 10:45).
c.diakonia (Menurut
GBKU GKPS 1995-200)
1.Meringankan penderitaan yatim piatu,janda,jompo dan mereka
yang berada di lembaga pemasyarakatan.
2.Melestarikan lingkungan hidup
3.Meningkatkan kemandirian dan kepercayaan
diri warga jemaat.
Ketiga
tujuan tersebut di atas dapat diuraikan dalam 3 jenis diakonia:
a. Diakonia karitatip
Ø Karitatip
berasal dari kata Charity (Inggris) yang berarti belas kasihan. Diakonia jenis
ini memberikan pelayanan yang Cuma-Cuma kepada orang yang tidak mampu, kena
penyakit, kemalangan atau kena bencana. Pelayanan jenis ini tidak bertujuan
untuk membawa yang dilayaninya kepada suatu perubahan, melainkan hanya sekedar
meringankan penderitaan mereka yang dilayani. Misalya: memberi sedekah pada
orang miskin, menjenguk orang sakit, melihat orang kemalangan atau yang kena
bencana
.
b. Diakonia reformatip
Ø Reformasi
berarti merubah kearah yang lebih baik. Pelayanan jenis ini berusaha
meningkatkan kehidupan atau kondisi yang dilayani, misalnya melalui penyuluhan
atau pemberian bantuan berupa modal kerja. Hal ini biasa dianalogikan dengan
memberikan pancing serta ketrampilan memancing kepada orang kelaparan. Bukan
memberikan ikan, karena setelah ikan itu habis maka ikan yang baru harus diberikan
lagi (Seperti diakonia karitatip).
c. Diakonia transformatip
Ø Transform
artinya merubah bentuk atau susunan menjadi yang berbeda atau lain. Diakonia
jenis ini berusaha melakukan perubahan yang mutlak, bukan sekedar mengusahakan
peningkatan pada yang di layani. Diakonia reformatip misalnya berusaha
memampukan petani untuk meningkatkan produksi pertaniannya dari satu ton setiap
tahun menjadi dua atau tiga ton dengan memperkenalkan teknologi yang lebih baik
dan juga modal yang diperlukan. Dalam hal tersebut kurang dipermasalahkan
apakah produksi yang meningkatkan tersebut akan sungguh-sungguh dapat
meningkatkan taraf kehidupan petani. Kenyataannya produksi yang melimpah sering
merugikan petani.
Ø Timbulnya
usaha mengembangkan usaha diakonia transformatip ini, adalah berdasakan
kenyataan bahwa baik diakonia karitatip maupun reformatip kedua-duanya sering
tidak dapat membantu masyarakat yang dilayani dalam memecahkan permasalahan
mereka.
Ø Peningkatan
modal dan teknologi sering belum mampu menjawab masalah yang dihadapi.Analogi
yang diangkat pada pelayanan diakonia reformatip di atas dapat diperpanjang
dengan masalah selanjutnya yang lebih rumit. Setelah orang kelaparan tersebut
diberikan pancing dan diajari tekniknya, orang tersebut pergi kesungai untuk
mancing, ternyata dia diusir dari sana, karena sungai tersebut dikuasai oleh
orang lain. Sewaktu dia pergi kesungai yang lain lagi, disana dia mengalami
kekecewan karena di sungai itu tidak ada ikan lagi, airnya sudah tercemar berat
oleh limbah pabrik.
Ø Pelayanan
diakonia transformatip ini sering harus berhadapan dengan mereka yang telah
berhasil menguasai bidang-bidang tertentu.
Ø Dalam
1 raja-raja 21 ditampilkan kekuasaan raja yang dapat menjadi sewenang-wenang
untuk memenuhi keinginannya. Apa yang akan terjadi dengan keluarga Nabot,
sekiranya Elia tidak berani menyampaikan teguran kepada raja Ahab? Mereka akan
menjadi petani Anggur yang tidak punya kebun Anggur lagi.
Ø Diakonia
transformatip berusaha memampukan manusia untuk dapat menentukan hidupnya
sendiri lepas dari kekangan orang lain.
PAK REMAJA PEMUDA
DISUSUN OLEh
NAMA : FREDI.E. NAROBA
JURUSAN
: PAK
SEMESTER : VI (Enam)
NIM : 09-20-146/2901630132053
SEKOLAH TINGGI T THEOLOGIA PAPUA
FAKA FAK 2011/2012
PAK BAGI REMAJA / PEMUDA
Ø Jadi yang saya ketahui bagi pak
remaja pemuda, itu seperrti ini kita tidak bisa melakukan hal yang tidak sesuai
dengan cara pemikiran mereka, maka itu kita harus bisa melakukan hal yang mereka
bisa cepat dapat mereka lakukan, mengapa sampai saya katakan demikian, karena
gaya pemikiran mereka itu tidak sama dengan yang kita pikirka oleh sebap itu
kita harus bisa mebuat yang terbaik bagi mereka agar supaya mereka bisa cepat
dapat mengerti sesuai dengan gaya pemikiran mereka.
Ø Karena masa remaja adalah
masa-masa yang kritik atau masa-masa puber,dan masa perkembangan mereka adalah
ingin coba-coba, maka dengan itu kita harus bisa melakukan pendekatan dengan
mereka secara indifidu atau satu persatu. Dengan adanya pendidikan agama atau
PAK remaja pemuda ini, secara langsung maupun tidak lansug, meluas. Agar mereka
dapat mengetahui pendidikan agama tersebut dengan baik dan jelas dalam
kehidupan mereka.
Ø Untuk itu, dalam rangka
pelaksanaan pengajaran pendidikan agama kristen, perlu diperhatikan beberapa
hal berikut ini:
1. Remaja adalah masa transisi, masa
yang amat meresahkan dimana seorang remaja mengalami perubahan-perubahan, baik
secara fisik maupun perubahan-perubahan psikis (dari kanak-kanak ke remaja).
Masa dimana terjadi gejolak yang mendadak dan ganda dalam kepribadian remaja,
berusaha untuk mengenal dan mencari citra sebenarnya. Usaha untuk mencari jati
diri ini terdiri dari adanya suatu rasa kesadaran tentang kepribadiannya yang
unik, serta berusaha memiliki pengalaman-pengalamn yang berkesinambungan dan
solidaritas dengan kelompok yang menurut mereka pas atau tempat.
2. Remaja adalah masa bertanya, masa
dimana terjadi perubahan dalam kognitifnya (cara pandang, berpikir, dan
mengambil keputusan) yang membuat seorang / individu remaja mulai atau sering
bertanya tentang banyak hal yang diajarkan maupun apa yang didapatkan oleh
remaja melalui pengalaman belajarnya sendiri. Pada masa ini mulai timbul
kecurigaan, masa dimana tidak sepenuhnya remaja percaya terhadap apa yang
dilihat, dibaca, maupun didengar
olehnya. Pola berpikir remaja mulai meningkat kearah yang lebih rasional. Untuk
itu,remaja sudah seharusnya mendapat pelayanan pendidikan gereja yang bersifat
materi tentang pemahaman dan bukan hanya sekedar permainan saja seperti yang
ada dalam kebanyakan pelayanan gereja terhadap remaja zaman sekarang ini. Gereja
dalam pengajarannya harus memberikan jawaban yang sungguh dan jujur sebagai
akibat dari pertumbuhan iman mereka.
3. Remaja adalah masa keterbukaan,
masa dimana remaja mulai terbuka terhadap hal-hal atau ide-ide serta bimbingan
orang dewasa atau gereja. Karena pada masa ini remaja membutuhkan lebih banyak
arahan dan bimbingan baginya dalam proses pencarian dirinya.
4. Remja adalah masa mengambil
keputusan, masa dimana seorang remaja belum begitu stabil dalam pengambilan
keputusan. Artinya keputusan yang dibuat terkadang berubah-ubah. Keputusan yang
diambil terkadang bersifat sementara dan terkadang tidak menentu. Tetapi
adajuga sebagian remaja lainnya, keputusan-keputusan yang penting sangat
mungkin terjadi dan mungkin saja operatif sampai akhir hidupnya. Untuk itu,
dalam upaya membina dan mendidik remaja/ pemuda, gereja perlu untuk melihat dan
mengkaji kembali segi-segi pengajarannya melalui kacamata remaja serta memiliki
tujuan yang jelas terhadap peran remaja di dalam gereja. Ini tentunya berkaitan
dengan kondisi remaja, dalam krisis identitas yang berusaha mencari dan
mengenal jati diri.