Selasa, 08 September 2015

Apa Itu Doa



BAHAN PA ASTHEORATU
Injil Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.
Dalam Terjemahan baru yang kita gunakan saat ini LAI memberi judul dalam Mat 6:1-15 yaitu Hal Berdoa, secara struktur Injil Matius bagian Pasal ini berada dalam bagian Khotbah Yesus di Bukit yang menyangkut sikap, kewajiban, hak-hak, dan tujuan hidup para anggota umat Allah (pasal 5-7). Kemudian dalam Matius 6:5-13 menerangkan  bahwa doa yang diucapkan haruslah sungguh-sungguh (dengan iman) dan harus memuliakan Allah Bapa di Sorga, sekaligus Yesus memberi Kritikan pada Praktek doa yang dilakukan oleh orang Farisi. Seacara umum dalam bagian Khotbah Yesus di Bukit ini merupakan sebuah persiapan untuk menjadi bekal Umat Allah ketika tiba pada tantangan yang akan ada setelah Yesus terangkat ke sorga hingga kedatanganNya yang kedua kali. Penekenan terakhir dalam bagian ini yaitu pengampunan (14-15), hal ini merupakan sebuah tuntutan/keharusan dimana doa itu harus senantiasa dinampakan dalam setiap praktek kehidupan kita secara nyata.
Alkitab tidak memberi suatu pola yang pasti akan dijawab oleh Allah. Hal ini menghindari agar doa tidak menjadi sutau rumusan mantra yang seolah-olah dengan dipakainya unsur doa itu sudah pasti Tuhan akan menjawabnya.Dalam praktek seperti itu terjadi pada kalangan kita sebagai mahasiswa/i yang berkuliah pada STT Fakfak sekarang ini, hal berdoa dalam ibadah-ibadah secara khusus dianggap sebagai suatu Rutinitas semata/kegiatan mengisi dalam liturgy ibadah/mengisi dalam suatu kegiatan tertentu. Lebih parahnya lagi doa seringkali dipraktekan sebagai kegiatan mengajar, dimana kita sebagai guru dan Tuhan adalah murid kita. Dengan praktek doa seperti itu apakah harus tetap diperthankan dalam kebaktian kita secara terus-menerus?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmQipxuIgqh-tj_YsyBCxalY_-u25938T7sKE9Br7P_2OlIS58jO7oVi8U4muUR5p90lCcaRHI8VQi1oJBmJOaJNSBtzFH3RHq7iwKJODlGtB3Z1mZvB2a1BoQ0ufQSN8PE7VSIQZ66yY/s1600/PANGGILAN_HIDUP_KUDUS.jpegPertanyaan:
1.        Apakah yang saudara/i pahami tentang Doa?
2.        Apa yang menjadi tujuan anda ketika berdoa?
3.      Bagaimana cara/praktek berdoa yang baik menurut pengalaman saudara/i?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar